Cari Berita

Novel Klasik Robinson Crusoe, Asal Mula Diberlakukan Hukum

article | Serba-serbi | 2025-07-19 08:00:26

ROBINSON CRUSOE cerita fiksi inggris seakan menjadi legenda karena petualangannya yang mengagumkan selama 36 tahun. Sang penulis, Daniel Defoe, membuat novel Robinson Crusoe, setelah mendapatkan inspirasi dari kisah hidup Alexander Selkirk, seorang petualang yang terdampar di sebuah pulau di Samudra Pasifik dan bertahan hidup selama empat tahun. Novel ini berkisah tentang Robinson Crusoe, seorang berkebangsaan Inggris yang memiliki keinginan besar untuk melihat dunia luar yang pertama dipublikasikan di London 1719 dijadikan sebagai referensi utama.Diceritakan dalam Novel ia Robinson Crusoe, sebagai pemuda yang meninggalkan kehidupan dengan status sosialnya nyaman di London untuk menjadi pelaut. Ia sempat dijual menjadi budak namun berhasil melarikan diri dan hidup dengan berdagang. Ketika akhirnya ia harus kembali ke laut untuk berlayar, kapalnya diterjang badai hingga hanya dirinya yang selamat. Sehingga Robinson Crusoe terdampar di pulau terpencil sendirian selama puluhan tahun ia harus bertahan hidup, sebelum akhirnya bertemu dengan suku pribumi di pulau terpencil tersebut. Sebelum ia bertemu dengan suku pribumi, ia hidup seenak dirinya. Apapun dia lakukan sesuai kehendaknya.Tetapi setelah bertemu orang lain, akhirnya ia harus berkompromi. Menentukan batas-batas mana yang masih dapat ditoleransi orang lain. Namun ketika ia terdampar ia mendefenisikan apa itu hukum dan apa pentingnya, maka saat itu secara tidak langsung kisah yang dialami Robinson Crusoe telah memberikan batas-batas tentang apa yang boleh dilakukan apa yang tidak boleh dilakukan itulah hukum yang merupakan aturan yang tercipta dalam hubungan sosial, sehingga fokus yang diatur dalam hukum adalah “hubungan” yang baru terjadi ketika ada lebih dari satu subjek.Kisah Robinson Crusoe dengan cepat dicintai semua orang, dari berbagai kalangan di seluruh penjuru dunia. Di masanya, novel ini berhasil dicetak sampai empat edisi, sebuah prestasi yang cukup membanggakan saat itu. Selain itu, novel ini juga dibuat ke menjadi 700 versi, termasuk versi untuk anak-anak yang penuh dengan gambar. Walaupun ditulis pada abad ke-17, kisah buku ini tidak pernah lapuk di makan waktu. Walaupun kesan klasik sangat terasa, kisah karangan Defoe yang satu ini bukanlah novel hukum, namun ceritanya memberikan contoh-contoh menarik tentang bagaimana konsep hukum muncul dan berinteraksi dalam berbagai konteks, mulai dari kebutuhan individu hingga hubungan antar kelompok dan kolonialisme. Analisis hukum terhadap cerita ini bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana hukum bekerja dalam masyarakat, baik yang terorganisir maupun yang terpencil. Pesan MoralCrusoe harus menciptakan sistem kepemilikan atas barang-barang yang ia temukan dan hasil produksinya di pulau. Ini bisa dilihat sebagai contoh bagaimana hukum mengatur kepemilikan dan bagaimana seseorang membangun sistem ekonomi di kondisi yang terisolasi.Diceritakan dalam Novel Daniel Defoe diperlihatkan bahwa manusia adalah mahluk sosial, dimana Crusoe yang berbulan bulan bahkan bertahun-tahun tidak berinteraksi dengan manusia sampai akhirnya bertemu dengan seseorang yang Ia tidak kenal diberi nama Friday sebagai temannya untuk melakukan interaksi sosial yang menegaskan bahwa manusia tidak mampu hidup sendiri.Sebagaimana dikutip dalam buku judul Robinson Crusoe, Daniel Defoe yang telah diterjemahkan oleh Maria Renny, Penerbit: Bentang Pustaka, April 2007. Mengajarkan pada kita untuk dapat mensyukuri apapun yang terjadi pada kita, bahwa justru saat kita merasa kita sedang dibawa pada kehancuran, pada saat itulah Tuhan sebenarnya tengah mengarahkan kita pada keselamatan.(fac)Referensi:The Solitude Of Alexander Selkirk – The Story Of The Real Robinson Crusoe by John Howell.Dowdel, Coby. “Hukum yang Hidup bagi Dirinya dan Orang Lain: Daniel Defoe, Algernon Sydney, dan Politik Kepentingan Pribadi dalam Robinson Crusoe” University of Toronto Press. UT. Abstrak. 12 Oktober 2014.