Cari Berita

Catatan Di Balik Toga Merah

article | Serba-serbi | 2025-09-26 08:30:42

Bogor, 25 September 2025 – Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI (BSDK MARI) melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan kembali menghadirkan karya yang menggugah dan penuh makna, kali ini melalui sebuah film pendek berjudul “Catatan Di Balik Toga Merah”, karya D.Y. Witanto. Film ini mengangkat tema anti korupsi yang melibatkan seorang hakim, sebuah jabatan yang seharusnya menjadi contoh bagaimana integritas tercermin dalam perbuatannya dan keadilan hadir dari setiap putusan-putusannya. Film ini berkisah tentang Hakim bernama Darma, seorang hakim yang terjebak dalam godaan dunia luar. Darma, yang sebelumnya dikenal sebagai sosok yang berasal dari kesederhanaan lingkungan pedesaan dan memiliki sikap yang tegas dan menjunjung tinggi keadilan, perlahan mulai tergoda oleh kehidupan semu yang menghadirkan wanita lain ke dalam hidupnya. Keputusan emosionalnya untuk menceraikan istrinya dan menjalin hubungan dengan wanita lain yang lebih menggoda membawa perubahan besar dalam hidupnya. Dalam waktu singkat, ia mulai terjerumus ke dalam praktik korupsi untuk memenuhi gaya hidup wanita barunya. Namun, kenyataan pahit datang ketika Darma akhirnya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam perjalanan menuju penangkapan, dia merasakan beban moral yang begitu besar. Tak lama setelah itu, dalam situasi yang penuh tekanan dan rasa bersalah, hakim ini lalu mengalami serangan jantung. D.Y. Witanto, sang sutradara, mengatakan bahwa film ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana godaan duniawi bisa merusak integritas seorang pejabat publik, bahkan seseorang yang memegang peran penting dalam sistem peradilan. “Film ini bukan hanya tentang seorang hakim yang terjerat kasus korupsi, tetapi juga sebuah refleksi tentang konsekuensi moral dan fisik dari tindakan kita yang tidak terkontrol,” ujarnya. Dalam pembuatan film ini, D.Y. Witanto berusaha menyampaikan pesan kuat bahwa korupsi bukan hanya permasalahan hukum, tetapi juga permasalahan etika yang bisa menghancurkan kehidupan pribadi seseorang.“Catatan Di Balik Toga Merah” diharapkan dapat menjadi pengingat bagi masyarakat, terutama bagi pejabat publik, untuk selalu menjaga integritas dan tidak terjerumus dalam godaan yang bisa merusak reputasi dan masa depan mereka. Karya seperti ini diharapkan dapat membuka mata banyak orang, bahwa korupsi bukan hanya masalah uang, juga yang terkait dengan gaya hidup yang membuat seseorang atau pejabat publik tergoda untuk mengambil jalur singkat memenuhinya.“Catatan Di Balik Toga Merah” direncanakan akan tayang tepat pada hari anti korupsi sedunia dan juga akan tayang di platform streaming Mahkamah Agung RI sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya korupsi. Dengan premis yang kuat dan pesan moral yang dalam, film ini diharapkan mampu menggugah hati banyak orang untuk lebih peduli terhadap masalah korupsi termasuk pencegahannya dan pentingnya menjaga integritas dalam kehidupan sehari-hari. (ldr)