Pekanbaru. Pengadilan Tinggi (PT) Riau kembali melaksanakan “Dialog Interaktif Prima-Pengadilan Tinggi Riau Menyapa” episode ke-12 ini digelar dalam nuansa istimewa Edisi IKAHI (Ikatan Hakim Indonesia), Kamis, 16/10 di Command Center PT Riau.
Dialog ini mengusung tema Anonimisasi, Komisura Hak Informasi Publik dengan Perlindungan Hak Pribadi. Sebuah tema yang menyatukan dua kata kunci besar dalam dunia peradilan modern: transparansi dan martabat. Keterbukaan yang tidak asal membuka, dan perlindungan yang tidak sekadar menutup.
Ketua PT Riau Diah Sulastri Dewi, menekankan bagaimana menghubungkan dua prinsip besar yang tampak bertolak belakang
yaitu: Keterbukaan Informasi Publik dan Perlindungan Hak Pribadi.
Baca Juga: Keterbukaan Informasi di Pengadilan: Menjaga Transparansi Tanpa Mengabaikan Privasi
“Keterbukaan itu penting, karena keadilan harus tampak bekerja. Namun dibalik keterbukaan itu, ada martabat pribadi yang juga wajib kita jaga. Keduanya bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk disandingkan secara bijak,” tegas Diah Sulastri Dewi.
Kalimat itu menggema lembut, namun dalam. Ia mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus digital, peradilan harus tetap berpijak pada kemanusiaan.
“Dibalik setiap putusan, ada manusia dengan cerita dan luka yang patut dihormati,” lanjutnya.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Hakim Pengurus dan Anggota IKAHI Daerah Riau serta IKAHI Cabang, dan aparatur kepaniteraan diwilayah hukum PT Riau dan PT Agama Pekanbaru.
Edisi ini juga menjadi momentum istimewa bagi keluarga besar IKAHI (Ikatan Hakim Indonesia). Dalam suasana penuh kebersamaan, para hakim berbicara bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi sebagai penjaga moral dan nilai-nilai kemanusiaan. “Hakim tidak hanya memutus perkara, tapi juga memelihara kepercayaan publik,” ujar Prayitno Iman Santosa, Hakim Tinggi PT Riau yang juga sebagai narasumber.
Dialog ini menjadi cermin bahwa di balik toga dan palu, para hakim tetap manusia, dengan hati yang terus berjuang menjaga keseimbangan antara keadilan dan empati. Melalui proses anonimisasi, lembaga peradilan memastikan bahwa setiap dokumen publik tetap mendidik tanpa melukai, dan tetap terbuka tanpa mempermalukan. Inilah wajah keterbukaan yang bermartabat dan terbuka, tapi tetap menjaga batas.
Sejak tayang perdana, dialog Interaktif Prima-PT Riau Menyapa telah menjadi jembatan yang menghubungkan lembaga peradilan dengan masyarakat.
Setiap episode membawa pesan: bahwa peradilan tidak berdiri di menara gading, melainkan berjalan bersama rakyat. Episode demi episode, program ini meneguhkan citra Pengadilan Tinggi Riau sebagai satker yang progresif, komunikatif, dan berjiwa pelayanan.
Baca Juga: Komitmen PN Kepahiang: Lindungi Data Pribadi
“Pelaksanaan anonimisasi bukan hanya aspek
teknis, tetapi juga cerminan etik dan profesionalisme Hakim dalam
menyeimbangkan hak masyarakat untuk untuk memperoleh informasi dengan kewajiban
negara melindungi martabat pribadi warga negara. Dengan demikian, keterbukaan
informasi dan perlindungan data pribadi harus berjalan beriringan, menjadi dua
pilar utama dalam mewujudkan peradilan yang agung, transparan, dan berkeadilan
bagi semua,” tutup Yuzaida selaku Hakim
Tinggi PT Riau selaku Moderator. (ldr)
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI