Cari Berita

Fahruddin Faiz: Hakim Yang Adil Adalah Manifestasi Sifat Tuhan

Rio Satriawan - Dandapala Contributor 2025-11-19 15:00:23
Dok. Ist

Jakarta - Badan Strajak, Diklat Hukum dan Peradilan (BSDK) Mahkamah Agung menyelenggarakan pelatihan teknis yudisial filsafat hukum untuk keadilan bagi hakim di lingkungan peradilan umum pada 17-21 November 2025 secara daring.

Pelatihan itu diikuti sekitar 300 orang hakim di lingkungan peradilan umum. Pada (19/11) pelatihan tersebut menghadirkan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahruddin Faiz. Gus Fahruddin-sapaan Fahruddin Faiz, memaparkan materi tentang profil dan gaya hidup hakim dalam prespektif filsafat Islam. 

Dalam paparannya, Gus Fahruddin menerangkan bahwa hakim seharusnya menyadari bahwa ia bukan sekedar aparat hukum melainkan seorang yang menegakkan nilai ilahiah di bumi mengingat tugasnya sebagai penegak keadilan yang mana ‘adl/adil adalah salah satu asma Allah.

Baca Juga: Urgensi Tinjauan Sifat Melawan Hukum Materiil Dalam Perkara Pidana Pada Putusan Pengadilan

“Hakim yang adil adalah manifestasi sifat Allah”, tutur Fahruddin, selayaknya kita memandang sebuah gunung yang indah, itu merupakan manifestasi sifat Allah yang maha indah begitu pula ketika hakim mampu mewujudkan keadilan, itu adalah manifestasi sifat Allah yang maha adil, imbuh Fahruddin.

Pertanyaan berikutnya, “apakah hakim sebagai seorang manusia dapat benar-benar menghadirkan keadilan yang hakiki?”, tanya salah seorang peserta pelatihan dalam sesi diskusi. Atas hal tersebut Gus Fahruddin menjawab bahwa memang keadilan yang dihadirkan seorang hakim bukanlah keadilan mutlak sebagaimana keadilan Tuhan akan tetapi seorang hakim harus mengupayakan keadilan terbaik yang mungkin diraih. Secara singkat Tuhan menegakan keadilan cosmos sedangkan tugas hakim adalah menegakan keadilan sosial.

Baca Juga: DNA Ikan: Mengungkap Misteri Kejahatan Illegal Fishing Kompleks

Maka untuk mengupayakan keadilan terbaik itu seorang hakim harus menjadi “insan kamil” yang menurut Ibnu Sina dapat diraih dengan mendayagunakan 6 daya yang dimiliki manusia untuk kebaikan, yaitu panca indera, akal, dorongan jiwa, nurani, intuisi dan imajinasi.

“Sebagai seorang manusia hakim memang tidak sempurna, akan tetapi jika tidak ada hakim akan lebih banyak ditemui ketidakadilan dalam kehidupan manusia”, tutup Fahruddin Faiz. (SNR/FAC)

Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI

Memuat komentar…