Cari Berita

Bikin Merinding! PN Purwokerto Lepas Calon Hakimnya dengan Siraman

Tim Humas PN Purwokerto - Dandapala Contributor 2025-06-10 09:55:05
Siraman oleh Ketua PN Purwokerto ke calon hakim untuk prosesi pelepasan (dok.ist)

Banyumas- Berakhirnya Program Pendidikan Calon Hakim (PPCH) Terpadu Angkatan IV hanya tinggal menghitung hari. Akhir dari pelaksanaan program pendidikan tersebut ditandai dengan akan dilaksanakannya prosesi pengukuhan calon hakim sebagai hakim, oleh Ketua Mahkamah Agung RI, Prof Sunarto, di hadapan Presiden RI, Prabowo Subianto, selaku kepala negara. 

Mendengar kabar yang membahagiakan, Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) sangat menyambut baik rencana pimpinan dengan bergegas mengadakan pelepasan kepada para calon hakim yang sedang melaksanakan magang di lingkungannya. Calon hakim tersebut di adalah: Eva Syahidah, M. Enaldo Hasbaj, M. Rizki Kurniawan, Novalinda Nadya Putri, Christopher E. G. Hutapea, Hamka Sesario Pamungkas, Ahmad Nuril Ihsan, Rohmat, dan Farrah Erifa Roni.

Bertempat di Ruang Sidang Inklusif PN Purwokerto, Kamis, (5/6/2025), acara pelepasan dimulai dengan kegiatan pengajian dan tausiyah yang dipimpin oleh KH. Ahmad Kifni. Dalam tausiahnya, KH Kifni menekankan beberapa nilai kehidupan yang penting bagi para calon hakim, yang apabila disarikan sebagian besar dari nilai tersebut akan terpenuhi mana kala para calon hakim benar-benar menerapkan KEPPH saat bertugas sebagai hakim ke depan.

Baca Juga: Ketua PN Purwokerto Sebut Judol-Pinjol Ilegal Jadi Sumber Masalah Sosial

“Bersikap tawadlu’ yakni menjauhi tinggi hati dan pamer, lemah lembut dan menghindari sikap kasar dan arogan, suka membantu orang lain, mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri, memelihara sifat sabar, menasehati secara bijak,  menghargai orang lain dan pandai berterimakasih/bersyukur, berpaling dari perasaan iri dan dengki, suka memberi maaf, mendahulukan harapan hanya kepada Allah, menghindarkan diri dari perdebatan yang emosional, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, mentaati aturan, serta selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik,” kata KH Kifni.

Setelah memberikan siraman rohani, acara pelepasan dilanjutkan dengan pelepasan para calon hakim secara formal. Pelepasan dengan pengutaraan kesan dan pesan dari tiap perwakilan keluarga besar PN Purwokerto, terhadap kehadiran para calon hakim selama melaksanakan kegiatan magang selama ini.

Selain dari perwakilan pegawai, kesan dan pesan juga datang dari hakim PN  Purwokerto, Kopsah, yang merupakan salah satu Mentor dari para calon hakim. Kopsah, yang biasa dipanggil Ocha, memberikan kesan bahagia terhadap kehangatan yang dihadirkan oleh para menteenya selama ini, seraya mengungkapkan pula kesedihan terhadap kepergian dari para menteenya.

“Saya mohon untuk adik-adik, seluruh bekal yang dipersiapkan selama ini, baik pembelajaran selama Diklat maupun Magang dapat dipergunakan dengan baik sebagai hakim nantinya” pinta srikandi yang pernah menjadi hakim pertama di PN Kotabumi tersebut.

Tak kalah penting, kesan dan pesan kembali diutarakan oleh Ketua PN Purwokerto, Eddy Daulatta Sembiring. Eddy menyampaikan perasaan bangga dengan kehadiran para calon hakim di PN Purwokerto. Baginya, selain melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan magang, para calon hakim telah memberikan warna baru dalam kegiatan-kegiatan yang berlangsung di PN Purwokerto.

“Meskipun berat, izinkan saya mewakili keluarga besar PN Purwokerto mengucapkan terima kasih untuk kontribusinya selama ini. Di manapun kalian ditempatkan nanti, jadilah hakim-hakim yang berintegritas tinggi dan profesional dalam bekerja. Tetaplah peduli dengan satu dan lainnya di kantor baru nanti, kepada setiap pegawai yang ada, bukan saja hakim, melainkan dari bawah sampai ke atas. Siapapun itu, jangan memandang muka dan bersikap eksklusif terhadap sesama rekan kerja” pesan Eddy, selaku Tutor dari para calon hakim.

Acara pelepasan dilanjutkan dengan pemutaran video kenang-kenangan terhadap kebersamaan para calon hakim dengan keluarga besar PN Purwokerto, yang kemudian disambung dengan penyampaian kesan dan pesan dari setiap calon hakim dengan bergantian.

Secara umum para calon hakim mengucapkan terima kasih dan meminta maaf dalam hal terdapat kekhilafan. Namun yang tak kalah menarik diungkapkan oleh Calon Hakim PN Purwokerto, Ahmad Nuril Ihsan. Nuril mengungkapkan bahwa baginya keluarga besar PN Purwokerto bukanlah sebatas rekan kerja, melainkan juga merupakan keluarga barunya.

“Seperti sebelumnya saya yang ditempatkan di PN Pasaman Barat, bagi saya di PN Purwokerto juga sama. Ditempatkan jauh dari rumah menandakan bahwa keluarga besar di PN Purwokerto adalah keluarga yang sesungguhnya, mengingat hari-hari dalam satu minggu dihabiskan bersama bapak/ibu sekaliannya,” ungkap pria yang sering dipercaya untuk memimpin doa tersebut.

Setelah penyampaian kesan pesan, tak terasa tangispun pecah. Air mata tak dapat dibendung lagi mana kala satu per satu keluarga besar PN Purwokerto menyalami para calon hakim sembari mengenang kebersamaan selama ini. Kata maaf berulang kali kerap terlontar antar satu dan lainnya, sebagai penghantar damai dalam jalan tugas yang akan diemban oleh para calon hakim.

Tak cukup dengan siraman rohani, PN Purwokerto memandang perlu untuk melepas para calon hakimnya dengan rangkaian doa melalui prosesi siraman dengan menggunakan kembang. Ibarat pepatah: “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”, PN Purwokerto hendak menanamkan kepada para calon hakimnya untuk menerapkan pola hidup sederhana sebagaimana arahan dalam edaran Dirjen Badilum, dengan membiasakan diri terhadap kebiasaan dari daerah tempat di mana ditugaskan nantinya.

Diiringi dengan gending kebo giro, para calon hakim satu persatu memasuki tempat prosesi siraman kembang, dengan dipandu oleh seorang Calon PPPK PN Purwokerto, Agung Aji Wijaya, yang berperan sebagai cucuk lampah.

Merangkap sebagai pranoto coro, selama prosesi siraman terhadap satu persatu calon hakim yang dilakukan oleh Ketua, Hakim, dan segenap keluarga besar PN Purwokerto, Agung turut melantunkan syair-syair bak pujangga, yang dihasilkan melalui perenungan diri dari Hakim PN Purwokerto, Veronica Sekar Widuri.

“Hari ini, langit seolah menunduk. Angin pun berjalan pelan, seakan ikut menghantarkan langkah anak bangsa yang akan memulai perjalan suci: menjadi penjaga keadilan. Di hadapan kita, berdiri sosok yang tak hanya membawa gelar atau ilmu, tapi membawa harapan, doa, dan amanah dari banyak hati yang percaya bahwa kebenaran masih bisa dijaga”

“Air yang akan menyentuh tubuhnya bukan sekedar tetes bening. Ia adalah titisan kasih ibu, peluh dan sabar ayah, restu keluarga dan doa yang diam-diam dipanjatkan oleh negeri yang merindukan keadilan yang tulus. Siraman ini bukan hanya prosesi adat: ini adalah peristiwa batin-penyucian diri dari ego, ambisi pribadi, dan nafsu duniawi, agar yang tersisa hanya: hati yang jernih, hati yang sap mangbdi”

“Wahai calon hakim, sebelum engkau mengucapkan sumpah di hadapan negara, hari ini engkau lebih dulu bersumpah dalam hatimu sendiri. Bahwa hukum bukanlah tempat mencari kuasa, tetapi jalan sunyi untuk membela yang benar meski harus sendiri. Bahwa palu yang kelak engkau genggam bukan lambing kekuatan, melainkan simbol keteguhan hati nurani”

“Mungkin kelak engkau akan lelah. Mungkin engkau akan diuji oleh godaan, bahkan kesepian. Tapi hari ini, air suci ini telah membasuhmu, mengingatkan bahwa dalam kesunyian pengabdian, Tuhan adalah saksi pertama yang tak pernah meninggalkan. Maka berjalanlah dengan tenang. Dengan hati yang bersih, dengan mata yang memandang manusia tak dari pangkat atau rupa, tapi dari nilainya sebagai sesama ciptaan-Nya”

“Tegakkan hukum, tapi jangan hilangkan kasih. Junjung keadilan, tapi biarlah belas kasih tetap hidup dalam putusanmu. Karena di akhir perjalanan, bukan hanya negara yang akan menilai, tapi juga suara hatimu sendiri”

“Selamat menempuh jalan panjang ini, wahai para calon hakim. Semoga setiap langkahmu menjadi cahaya. Bukan hanya bagi bangsa ini, tapi juga bagi jiwamu sendiri.” baca pria yang sedang menantikan SK PPPK tersebut.

Baca Juga: Jaga Integritas, Hakim-Aparatur PN Purwokerto Baca Alquran One Week One Juz 

Setelah seluruh prosesi siraman dilaksanakan, pelepasan para calon hakim ditutup dengan sumpah/janji setia mereka terhadap negara dan lembaga, dengan cara mencium bendera Merah Putih dan bendera Mahkamah Agung RI. (CH/asp).


Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI