Bangkalan- Ketua Mahkamah Agung (MA) Prof Sunarto menghadiri undangan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Jawa Timur untuk memberikan kuliah umum bertemakan ‘Reformasi Peradilan dan Masa Depan Hukum di Indonesia: Tantangan dan Harapan’. Ia membahas mengenai relevansi integritas dalam segala profesi hakim sebagai tombak utama lembaga peradilan.
Prof Sunarto menyampaikan bahwa mempertahankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat atau public trust merupakan tantangan dalam dunia peradilan saat ini.
“Mahkamah Agung telah mengupayakan fasilitas untuk menghadapi tantangan tersebut dengan mengoptimalkan teknologi e-Berpadu dan e-Court. Mahkamah Agung juga telah berinisatif meningkatkan pelayanan berbasis elektronik dalam tataran peradilan kasasi, seperti pemberlakuan Perma 6 Tahun 2022 mengenai persidangan kasasi dan peninjauan kembali secara elektronik,” ujar Prof Sunarto dalam kuliah umum pada Senin (20/10) kemarin.
Baca Juga: Integritas, Pondasi Meraih Kembali Trust
Kegiatan yang dihadiri oleh Rektor UTM Prof Safi’, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya Puji Harian, Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Agama Se-Madura tersebut juga membahas mengenai pentingnya integritas yang dibangun melalui kedisplinan sejak dini.
“Sebagus-bagusnya fasilitas peradilan tidak akan dapat optimal tanpa integritas aparatur peradilan itu sendiri,” lanjut mantan Kepala Badan Pengawasan MA RI tahun 2013 itu.
Untuk itu, Ketua MA menegaskan dalam penguatan integritas, kebijakan MA adalah zero tolerance terhadap setiap pelanggaran dan penyimpangan. Prof Sunarto menyoroti rawan terjadinya pelayanan peradilan yang transaksional yang dapat berdampak pada tercorengnya keadilan. Sehingga terhadap adanya pelanggaran dan penyimpangan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan transaksional akan ditangani serius oleh MA.
Baca Juga: Ketua PT Jateng Minta Seluruh Aparatur Pengadilan Kembalikan Public Trust
“Dalam konteks ini saya teringat pada petuah yang pernah disampaikan oleh guru besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga Profesor J.E. Sahetapy. Beliau mengatakan bahwa ikan busuk akan dimulai dari kepalanya. Artinya, kualitas sebuah organisasi sangat bergantung kepada kepemimpinan yang ada di pucuknya. Jika kepemimpinan satu-satuan kerja sudah baik, maka akan lebih mudah untuk melakukan perbaikan atau memperbaiki aparatur yang ada di bawahnya,” ucap Prof Sunarto.
Kuliah umum kemudian ditutup oleh Ketua MA dengan pesan bahwa menjadi hakim berarti menjadi penjaga integritas peradilan (SNR/WI)
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI