Singkawang- Terletak 145 km dari ibu kota Kalimantan Barat (Kalbar), Pontianak, pesona Kota Singkawang tidak kalah mengesankan. Sepintas suasana kota ini mengingatkan kita pada Negeri Tirai Bambu, Tiongkok. Tidak heran jika Kota Singkawang kerap dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng.
Sebutan ini merujuk pada banyaknya vihara, kelenteng, dan cetiya di Singkawang. Hal ini didasari oleh latar belakang penduduk Kota Singka mayoritas keturunan etnis Tionghoa. Konon etnis Tionghoa di Kota Singkawang terjadi lebih dari 2,5 abad silam berawal dari kedatangan orang-orang Tionghoa ke Singkawang karena adanya sumber daya emas di wilayah Monterado. Kota ini terletak tepat di sebelah timur Kota Singkawang.
Baca Juga: PN Singkawang Rampas Rumah Pengemplang Pajak untuk Negara
Awalnya, pekerja Tionghoa datang ke Monterado sebagai buruh pertambangan emas dan pedagang. Mereka kemudian singgah di wilayah Singkawang dalam perjalanannya menuju Monterado.
Sejarah menyebut, sejak 1740 orang-orang Tionghoa datang dan dipekerjakan di pertambangan emas oleh Sultan Sambas. Selain tempat singgah dan melepas lelah, Kota Singkawang juga menjadi tempat transit pengangkutan hasil tambang emas.
Melihat perkembangan Kota Singkawang yang dinilai cukup strategis, sebagian penambang dari Tiongkok mulai beralih profesi. Para pekerja tambang mulai beralih menjadi petani dan pedagang, hingga akhirnya memilih menetap di Kota Singkawang.
Kota Singkawang Menurut Feng Shui
Meskipun tidak seramai Pontianak, namun secara lanskap Kota Singkawang sangat potensial, khususnya menurut feng shui. Kota Seribu Kelenteng ini terletak di antara laut, gunung, dan sungai. Sehingga kota singkawang banyak tempat wisata pantai dan bukit sehingga pantas untuk dikunjungi sebagai distinasi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Baca Juga: Selayang Pandang Kota Tanjungpinang, dari Tempat Wisata hingga Kuliner
Di Kota Seribu Kelenteng ini terdapat beragam tradisi tahunan khas Tionghoa, seperti Cap Go Meh, Perayaan Imlek, dan Ceng Beng. Keharmonisan etnis Tionghoa dengan suku Dayak di Kota Singkawang juga terwujud dalam Pawai Tatung. Pawai ini sebut-sebut sebagai pawai terbesar di dunia yang memadukan antara budaya Tionghoa dan Dayak. Festival tahunan ini dapat DANDAFALAS nikmati setiap tiba perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang (EES).
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp Ganis Badilum MA RI: Ganis Badilum