Cari Berita

Greylord, Operasi FBI Membongkar Skandal Korupsi di Pengadilan

Tim DANDAPALA - Dandapala Contributor 2025-12-09 12:20:52
Logo FBI (dok.ist)

Jakarta- Skandal korupsi di pengadilan ternyata juga momok dalam sistem hukum Amerika Serikat.  Untuk memberantasnya, FBI menggelar Operation Greylord. Bagaimana kisahnya?

Sebagaimana dikutip DANDAPALA dari buku Pengantar Kriminologi, karya Frank E Hagan, Selasa (9/12/2025), nama operasi Greylord merujuk pada wig yang biasa dipakai para hakim di negara tersebut. 

“Pada 1983, agen FBI mengungkapkan bahwa selama tiga tahun menyamar sebagai pengacara dan penjahat untukk menjalankan operasi ‘sengatan’ di sistem peradilan criminal Cook Country, Illinois,” tulis di buku halaman 449.

Baca Juga: Inform Consent Dalam Tindakan Medis sebagai Hak Pasien

Disebutkan penyelidikan di atas adalah penyelidikan paling sukses dalam sejarah kecurangan di pengadilan di Amerika Serikat. 

“Pada musim gugur 1987, menyebabkan 61 orang dijatuhi hukuman, termasuk 11 hakim, serta pejabat polisi, pengacara, dan pejabat pengadilan,” ujarnya.

Operation Greylord dituliskan secara berseri oleh Pittsburgh Post Gazette pada 1987. Disebutkan bila agen federal dan penuntut berkali-kali melanggar hukum dalam pengadilan.

“Para penyelidik mengklaim telah menemukan contoh kebohongan jaksa, penyembunyian bukti, pengaburan fakta, melakukan upaya menutupi kasus, menyuap juri. Dan menjebak orang tidak bersalah. Beberapa penjahat bebas sebagai hasil konspirasi dengan pemerintah,” tulisnya.

Berikut sebagian nama yang dihukum di kasus itu:

1.    Thomas J Maloney, Hakim Penerima Suap

Thomas merupakan salah satu hakim yang ditangkap dalam Operasi Greylord. Dia tertangkap basah menerima suap dan mencurangi keputusan kasus pembunuhan. Dia terbukti menerima suap US$ 100 ribu.

Ada total 4 kasus dia dijerat, termasuk menerima suap dari keluarga mafia yang melakukan pembunuhan. Thomas bahkan menjanjikan putusan tidak bersalah pada mafia pembunuh yang keluarganya telah memberikan suap itu.

Thomas kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara, dibebaskan tahun 2008 dan meninggal pada tahun yang sama.


2. James Henson, Hakim yang Sarankan Terdakwa Kabur

Mantan hakim Florida, James Henson, terungkap pernah menyarankan tersangka pembunuhan melarikan diri ke luar negara bagian daripada menghadapi pengadilan di mana James terlibat di dalamnya.

Kasus ini melibatkan pengemudi yang menyetir sambil mabuk hingga menabrak orang hingga mati. James pun kemudian diskors, tidak boleh bersidang lagi di Pengadilan Tinggi Florida. Namun dalam masa skors, dia masih menerima gaji tahunan sebesar US$ 139.497 per tahun, sambil tinggal di rumah dan bermain golf.

Kala Pengadilan Tinggi Florida setuju dengan Komisi Yudisial, James Henson pun dipecat menjadi hakim. James kemudian menjadi pengacara, dan tetap menyarankan pengemudi mabuk itu kabur.

3. Donald Thompson, Hakim yang Masturbasi Saat Sidang

Saat memimpin pengadilan yang memutuskan nasib seseorang, seorang hakim haruslah menghilangkan gangguan dalam persidangan yang dipimpinnya. Namun lain dengan hakim federal Donald Thompson ini.

Donald malah masturbasi selama memimpin persidangan kasus besar yang melibatkan kepentingan nasional AS. Akhirnya hakim Donald Thompson ini dipecat dan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara setelah ada bukti di bawah meja dan karpet di bawah kursinya.

4. Richard Palumbo, Hakim Pembebas Pelaku KDRT

Richard Palumbo, hakim dari Maryland menerima permohonan perlindungan dari seorang perempuan Yvette Cade yang suaminya, Roger Hargrave melakukan kekerasan dalam rumah tangga dan mengancam Yvette untuk membakarnya. Yvette memohon pada pengadilan agar menahan suaminya.

Namun hakim Richard mengabaikan permintaan itu dan menyarankan Yvette pergi ke pengadilan perceraian. Persidangan permohonan itu direkam.

Ancaman Roger pada Yvette menjadi nyata. Roger datang ke kantor Yvette dan membakarnya. Rekaman pengadilan menjadi bukti dan hakim Richard tak diizinkan lagi menangani kasus KDRT.

5. Mark Ciavarella, Hakim Penerima Suap untuk Hukum Anak-anak

Hakim Mark Arthur Ciavarella Jr dan rekannya hakim Michael Conahan menerima suap jutaan dollar. Karena suap yang diterimanya, dia bersedia menuntut anak-anak dan mengirimnya ke pusat penahanan anak-anak dan remaja yang dikelola swasta.

Hakim Ciavarella menuntut lebih dari 5 ribu anak-anak dan remaja, mengirimkan ke pusat penahanan anak dan remaja swasta itu. Ciavarella dan rekannya ini didakwa menerima suap US$ 2,8 juta dari pembangun pusat penahanan swasta yang profit oriented ini. Kasusnya yang mencuat tahun 2009 dikenal dengan nama skandal 'Kid's for cash'.

Pada Agustus 2011, Ciavarella divonis 28 tahun penjara.

Baca Juga: Sebuah Harapan kepada Ketua PN Jakpus yang Baru

6. Jack Camp, Hakim Pecandu Narkoba

Seorang hakim distrik senior di Atlanta, Jack T Camp (67), ditangkap pada Oktober 2010 setelah dia menyerahkan uang US$ 160 kepada seorang petugas hukum yang sedang menyamar, untuk membeli kokain dan roxycodone, narkotika pereda nyeri. Narkoba itu hendak digunakannya berpesta dengan penari erotis. Petugas juga menemukan dua senjata api di kursi bagian depan mobilnya. Setelah ditangkap, dia tidak ditahan dengan jaminan 50 ribu dolar. 

Penangkapan Camp ini mendatangkan efek domino di pengadilan federal. Semua hakim pengadilan di distrik federal mundur dari kasus ini, sehingga hakim pengadilan Alabama Charles S Coody harus turun tangan. Sejumlah jaksa federal dari Washington juga terbang untuk membuat dakwaan.  Selama kariernya, Camp menangani sejumlah kasus besar alias high-profile.

Pada bulan November, Camp mengaku bersalah atas tuduhan kriminalitas atas perannya dalam skandal yang melibatkan narkoba, senjata api, seks dan seorang penari telanjang bernama Sherry Ann Ramos.

Jack Camp kemudian divonis pada 4 Maret 2011, dengan penjara 30 hari plus masa percobaan 1 tahun dan denda US$ 1.000.


Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI

Memuat komentar…