Jika artikel pertama berjudul “Mengenal PODIUM, dari Ide Sederhana hingga Ditonton Ribuan Pasang Mata” mengisahkan fase kelahiran PODIUM — dari gagasan sederhana, keterbatasan sarana, hingga tumbuh menjadi ruang knowledge sharing yang diminati — maka seri kedua ini membawa pembaca melangkah ke fase berikutnya: bagaimana PODIUM menjaga nyala semangat itu melalui konsistensi dan disiplin produksi.
Perjalanan PODIUM dimulai dari episode perdana yang mengudara pada 25 Februari 2022 dengan mengangkat tema Manajemen Media dalam Branding Zona Integritas bersama narasumber Wahyudin, selaku Sekretaris Ditjen Badilum saat itu. Seri ini menandai transisi penting PODIUM, dari sekadar inisiatif kreatif menjadi kebiasaan kerja yang terstruktur.
Pada fase ini pula ditetapkan keputusan strategis yang sempat memunculkan keraguan: PODIUM akan tayang dua minggu sekali. Dengan keterbatasan sumber daya dan kesibukan para pengelolanya yang juga mengemban tugas utama di satuan kerja masing-masing, ritme tersebut awalnya dianggap terlalu ambisius. Namun, keraguan itu justru menjadi pemantik untuk bekerja lebih disiplin dan solid.
Baca Juga: Mengenal PODIUM, dari Ide Sederhana hingga Ditonton Ribuan Pasang Mata
Waktu kemudian membuktikan, konsistensi bukanlah sekadar slogan. Dengan semangat berbagi pengetahuan sebagai ruh utama, PODIUM mampu menjaga jadwal unggahan dua mingguan secara berkelanjutan hingga saat ini. Pola kerja yang semakin tertata, pembagian peran yang jelas, serta komunikasi yang intens menjadi fondasi keberlangsungan podcast ini. Tiga tahun berjalan, PODIUM perlahan menemukan format, ritme, dan identitasnya. Penentuan tema, pemilihan narasumber, hingga penugasan host dilakukan dengan pertimbangan matang agar setiap episode tetap relevan dan bernilai edukatif.
Di balik konsistensi tersebut, dukungan pimpinan memainkan peran krusial. Dirjen Badilum, Bambang Myanto, dikenal sebagai sosok yang memberikan dorongan kuat agar PODIUM terus berkembang sebagai media strategis knowledge sharing. Dukungan tersebut diperkuat oleh Sekretaris Ditjen Badilum, Kurnia Arry Soelaksono yang memastikan kesiapan kelembagaan sekaligus dukungan sarana dan prasarana, Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Umum, Hasanudin serta Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Umum, Zahlisa Vitalita.
Pada sisi teknis, koordinasi sarana produksi dipimpin oleh Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sesditjen Badilum, Puji Mulyani, dengan dukungan tim teknis yang solid, antara lain Dr. Eddy Daulatta Sembiring, Sinta Gaberia Pasaribu, Dr. Boedi Haryantho, Irwanto, Hendy Reforman Kacaribu, Zulfikar Berlian, Solihin Niar Ramadhan, Arif Hidayat, dan Riswan Haryo Yudhianto. Kerja kolektif inilah yang memastikan setiap episode PODIUM dapat diproduksi dan ditayangkan sesuai standar yang ditetapkan.
Apresiasi terhadap PODIUM pun datang dari berbagai kalangan, termasuk para Pimpinan Mahkamah Agung. Ketua Mahkamah Agung RI secara terbuka memberikan penghargaan atas keberadaan dan konsistensi PODIUM, baik saat kegiatan Pembinaan di Abhinaya Upangga Wisesa maupun dalam Rapat Pleno Kamar Tahun 2025 di Mercure Ancol. Apresiasi tersebut menjadi pengakuan penting bahwa PODIUM tidak hanya hadir sebagai media komunikasi, tetapi telah diakui sebagai instrumen strategis penguatan kapasitas dan integritas aparatur peradilan.
Lebih dari itu, PODIUM kini telah menjelma menjadi tayangan yang dinantikan. Warga peradilan umum menunggu setiap episode karena materi yang disajikan menyentuh langsung kebutuhan praktik dan kebijakan peradilan. Di sisi lain, mahasiswa, akademisi, dan praktisi hukum menjadikan PODIUM sebagai rujukan pembelajaran yang aktual, kontekstual, dan kredibel. Dari ruang internal hingga publik yang lebih luas, PODIUM membuktikan bahwa konsistensi produksi adalah jembatan penting antara kebijakan, praktik, dan dunia akademik.
Baca Juga: PN Balikpapan Terapkan Asas In Dubio Pro Reo pada Putusan Bebas Perkara Ini
Dengan fondasi konsistensi dua pekan yang terus terjaga, PODIUM tidak hanya mempertahankan eksistensinya, tetapi juga memperluas dampaknya. Ia hadir bukan sekadar untuk didengar, melainkan untuk dipelajari, didiskusikan, dan dijadikan pijakan bersama dalam membangun peradilan yang profesional, modern, dan berkeadilan.
Dengan demikian, jika seri pertama menegaskan bahwa PODIUM lahir dari kesungguhan dan gotong royong, maka seri kedua ini menegaskan satu hal penting lainnya: konsistensi adalah kunci keberlanjutan. Dari satu episode ke episode berikutnya, PODIUM terus mengukuhkan diri sebagai ruang belajar bersama yang relevan, berkelanjutan, dan berdampak nyata di lingkungan peradilan umum.
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI