Cesare Lombroso adalah pendiri sekolah kriminologi positivis Italia, sekaligus pemikir yang berpendapat bahwa pola kriminal dalam masyarakat disebabkan karena diwariskan,ia dapat mengidentifikasi hal itu melalui ciri-ciri dan cacat fisik yang ada pada orang itu. Dalam karya dibidang kriminologinya sangat dipengaruhi oleh Charles Darwin dan Francis Galton yang mengatakan dalam teorinya bahwa penjahat yang dilahirkan atau yang diwariskan memberikan dasar ilmiah bagi banyak upaya untuk memecahkan masalah kejahatan di masyarakat dengan menghilangkan kesempatan reproduksi bagi penjahat melalui pelembagaan, dan pelebelan seorang dalam penjara.
Cesare Lombroso tidak asing bagi yang pernah menjadi mahasiswa di fakultas hukum, dia dikenal sebagai seorang kriminolog asal Italia yang mempelopori teori yang terkenal “penjahat sejak lahir”, sehingga Cesare Lombroso sering dianggap sebagai bapak kriminologi modern.
Karyanya meletakkan dasar bagi teori biologis tentang kejahatan, menandai pergeseran dari kriminologi klasik, yang menekankan kehendak bebas dan pilihan rasional. Lombroso percaya bahwa penjahat secara biologis berbeda dari warga negara yang taat hukum dan bahwa perilaku menyimpang mereka dapat diidentifikasi melalui ciri-ciri fisik.
Baca Juga: Diakui di KUHAP, Ternyata Autopsi Sudah Dikenal di Zaman Mesir Kuno
Meskipun teorinya sebagian besar telah didiskreditkan, namun teorinya memainkan peran penting dalam pengembangan kriminologi sebagai disiplin ilmu.
Latar Belakang kehidupannya terbilang sangat familiar dengan dunia kedokteran, sejak tahun 1835 ia pernah mengenyam pendidikan di fakultas kedokteran di Universitas Pavia dan kemudian mengambil spesialisasi di bidang psikiatri dan antropologi. Latar belakang pendidikanya sangat mempengaruhinya mengembangkan disiplin ilmu kriminologi, kemudian mendorongnya mempraktikkan metode ilmiah untuk mempelajari perilaku kriminal.
Kemudian setelah ia bekerja sebagai dokter di penjara Italia, Lombroso banyak mengamati perbedaan fisik di antara para narapidana.
Ia percaya perbedaan ini menunjukkan kecenderungan biologis terhadap kejahatan. Pengamatannya menghasilkan dasar teorinya yang paling terkenal yaitu kriminalitas atavistik atau teori “Penjahat Lahir” bahwa penjahat adalah kemunduran biologis ke tahap awal evolusi manusia.
Ia berpendapat bahwa beberapa individu “lahir sebagai penjahat” dan dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti:
Fitur wajah asimetris;
Rahang dan tulang pipi besar;
Lengan panjang;
Kerutan yang berlebihan;
Tulang pipi tinggi;
Telinga atau hidung besar;
Gigi abnormal (gigi tidak teratur);
Menurut Lombroso, ciri-ciri ini merupakan tanda atavisme , yang berarti bahwa penjahat merupakan kemunduran evolusi menjadikan manusia yang lebih primitif tidak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma masyarakat modern. Pandangan ini sejalan dengan rasisme ilmiah awal abad ke-19, yang secara keliru menyatakan bahwa kelompok-kelompok tertentu secara biologis lebih rendah.
Cesare Lombroso percaya bahwa penjahat bukanlah kelompok yang seragam, tetapi dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda berdasarkan motivasi dan karakteristik yang mendasarinya.
Terlahir Sebagai Penjahat
Kategori Lombroso yang paling kontroversial adalah penjahat sejak lahir, istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan individu yang menurutnya secara biologis memiliki kecenderungan untuk melakukan kejahatan. Ia berpendapat bahwa individu-individu ini adalah kemunduran atavistik, yang berarti mereka tidak berevolusi ke tingkat yang sama dengan anggota masyarakat yang bukan penjahat. Kriminaloginya sangat dipengaruhi oleh individu yang melakukan kejahatan karena pengaruh lingkungan dan bukan karena sifat biologis. Lombroso percaya bahwa individu ini tidak memiliki kecenderungan kriminal bawaan tetapi rentan terhadap tekanan eksternal, seperti kemiskinan, pengaruh teman sebaya, atau kondisi sosial. Ia berpendapat bahwa kriminalod sebutan baginya lebih umum daripada penjahat yang terlahir dan bahwa perilaku mereka sering kali dapat dijelaskan oleh keadaan dan bukan karena sifat bawaan.
Teori Lombroso juga mencerminkan bias rasial dan sosial . Karyanya berkontribusi pada pseudosains pada masa itu, yang berupaya menghubungkan kriminalitas dengan kelompok ras atau etnis tertentu. Ide-idenya saat itu sering disalahgunakan untuk membenarkan diskriminasi terhadap komunitas terpinggirkan, memperkuat stereotip berbahaya yang mengaitkan penampilan fisik tertentu dengan perilaku kriminal. Bias ini membuat teorinya sering dikritik karena teorinya tidak berdasar secara ilmiah dan bermasalah secara etika. Walaupun pandangannya deterministik Lombroso tentang kejahatan kehilangan kredibilitasnya. Namun, karyanya masih memengaruhi studi-studi selanjutnya dalam pembuatan profil kriminal dan psikologi forensik.
Pengaruh Lombroso pada Kriminologi Modern memiliki kelemahan, namun Cesare Lombroso memainkan peran penting dalam membentuk kriminologi modern. Penekanannya pada studi kriminal melalui observasi ilmiah dan penelitian empiris menandai titik balik dalam bidang tersebut. Sebelum Lombroso, kriminologi sebagian besar didasarkan pada filsafat hukum, dengan fokus pada kejahatan sebagai kegagalan moral atau pilihan rasional. Pendekatannya mengalihkan fokus ke arah pemahaman kejahatan sebagai fenomena yang dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Meskipun kesimpulannya telah didiskreditkan, kontribusinya meletakkan dasar bagi studi ilmiah yang lebih ketat tentang perilaku kriminal.
Salah satu pengaruh Lombroso yang paling signifikan adalah lahirnya kriminologi positivis.
Tidak seperti aliran klasik, karya Lombroso memperkenalkan gagasan bahwa perilaku kriminal dapat dipelajari secara ilmiah. Ketergantungannya pada observasi dan pengumpulan data mendorong para kriminolog untuk melihat lebih jauh dari sekadar prinsip-prinsip hukum dan mempertimbangkan faktor-faktor terukur yang mungkin berkontribusi terhadap kriminalitas.
Lombroso juga memainkan peran penting dalam antropologi kriminal, sebuah subbidang yang meneliti hubungan antara biologi manusia dan perilaku kriminal. Meskipun teorinya tentang atavisme telah dibantah, upaya awalnya untuk mengklasifikasikan penjahat dan mempelajari karakteristik mereka berkontribusi pada kemajuan selanjutnya dalam ilmu forensik dan pembuatan profil psikologis. Karyanya mendorong para peneliti untuk mengeksplorasi bagaimana genetika, fungsi otak, dan pengaruh lingkungan membentuk kecenderungan kriminal. Pengaruhnya dapat dilihat dalam kriminologi kontemporer, di mana para peneliti menggunakan analisis statistik, penilaian psikologis, dan ilmu saraf untuk memahami kejahatan dan mengembangkan strategi pencegahan yang efektif. Meskipun gagasan Lambroso tentang determinisme biologis telah dibantah, gagasan tersebut menjadi titik awal bagi teori-teori selanjutnya yang mempertimbangkan interaksi kompleks antara faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial dalam perilaku kriminal hingga saat ini. fac
Referensi:
Peckham,Robert(2014).Penyakit dan Kejahatan:Sejarah Patologi Sosial dan Politik Kesehatan Baru.Oxon,inggris:Routledge.hlm.40
Triplett,Ruth Ann(2018).Buku Pegangan Sejrah dan Filsafat Kriminologi.John Wiley&Sons
Baca Juga: Saharjo: Dari Hakim, Menteri hingga Ganti Dewi Yustisia dengan Pohon Beringin
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI