Cari Berita

Ketua MA Kupas Tantangan Peradilan dalam Persepsi Publik, Simak!

Tim Dandapala - Dandapala Contributor 2025-12-17 13:35:20
Dok. Redaksi

Jakarta – Seusai Penyerahan Penghargaan di Kegiatan Abhinaya Upangga Wisesa 2025, Rabu (17/12) tepat pada pukul 13.00 WIB, Ketua MA Prof. Sunarto bersama Para Pimpinan MA menyelenggarakan Pembinaan kepada seluruh satuan kerja di Lingkungan Peradilan Umum di Gedung Sekretariat MA RI, Jakarta.

Mengawali Pembinaannya, Ketua MA menerangkan pentingnya merawat kebersamaan dalam Lingkungan Kerja. “Saya menaruh harapan besar, agar semangat kebersamaan terus dirawat dan dihidupkan di lingkungan kerja masing-masing. Sebab, hanya melalui kerja bersama yang solid, cita-cita besar menuju peradilan yang agung, termasuk capaian dan penghargaan yang diraih hari ini, dapat diwujudkan secara berkelanjutan,” ucapnya.

Menurutnya, dalam 1 tahun terakhir, dinamika hukum bergerak sangat cepat. Diiringi sorotan dan ekspektasi publik yang kian tinggi terhadap lembaga peradilan. Putusan pengadilan kini tidak hanya dibacakan di ruang sidang, tetapi juga disimak, dianalisis, dan diperdebatkan di ruang publik yang lebih luas.

Baca Juga: Ketua MA : Hakim Memastikan Keadilan Berdasar Bukti Hukum, Bukan Tekanan & Opini Publik

“Momentum ini menjadi sarana evaluasi bersama untuk menjaga integritas, meningkatkan kualitas putusan, dan menumbuhkan kepercayaan publik sebagai fondasi kewibawaan peradilan,” tutur Mantan Kepala Badan Pengawasan MA ini. 

Prof Sunarto kembali mengingatkan dalam Pembinaan ini, pentingnya memaknai fungsi Voorspost yang aktif dan solutif. “Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding diharapkan tidak hanya memimpin secara administratif, tetapi juga tampil sebagai teladan (role model) dalam integritas, profesionalisme, dan keberanian menjaga marwah peradilan di tengah tekanan dan persepsi publik. Fungsi sebagai kawal depan harus dimaknai secara aktif dan solutif,” tambahnya.

Ketua MA melanjutkan, dalam beberapa waktu terakhir, terdapat dinamika hukum di tengah masyarakat yang terus berkembang, bahkan menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga peradilan. “Tantangan tersebut kerap bersumber dari persepsi publik yang terbentuk melalui pengalaman langsung masyarakat, pemberitaan media, serta kajian-kajian yang dilakukan oleh masyarakat sipil sebagai pemerhati peradilan,” imbuhnya.

Prof. Sunarto kemudian menguraikan berbagai tantangan bagi lembaga peradilan, yaitu:

1. Tantangan terkait pandangan sebagian masyarakat yang cenderung menempatkan hakim hanya sebagai pemberi hukuman, bukan sebagai penegak keadilan;

2. Tantangan yang bersumber dari Cara pandang publik yang kerap mengukur keberhasilan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi semata-mata dari jumlah putusan bersalahcara pandang publik yang kerap mengukur keberhasilan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi semata-mata dari jumlah putusan bersalah;

3. Persepsi publik mengenai disparitas dalam penjatuhan pidana turut menjadi tantangan yang perlu mendapat perhatian;

4. Tantangan berkaitan dengan Persepsi publik atas kemampuan hakim yang dinilai belum sepenuhnya mengikuti perkembangan hukum; dan

Baca Juga: Wajah Peradilan Kita: Menjembatani Rigiditas Prosedur dengan Pelayanan Humanis

5. Tantangan soal integritas. 

Pada akhir Pembinaannya, Ketua MA Prof Sunarto memberikan apresiasi kepada Ditjen Badilum yang secara konsisten mengelola media informasi seperti Podcast Badilum, DANDAPALA serta beberapa media lain. Disebabkan telah menyebarluaskan informasi mengenai prestasi dan putusan-putusan yang memiliki dampak bagi masyarakat. “Upaya tersebut sejalan dengan prinsip justice not only to be done, but also seen to be done,” pungkasnya. (zm/fac)

Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI

Memuat komentar…