Cari Berita

Tantangan Transformasi Digital Dandapala

Romi Hardhika (PN Pare-Pare) - Dandapala Contributor 2025-04-26 07:00:03
Romi Hardhika

SEJAK pertama kali digagas oleh Prof. Herri Swantoro di tahun 2015, majalah Dandapala telah tumbuh menjadi salah satu sumber informasi utama di lingkungan peradilan umum. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi, Dandapala menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan relevansinya.

Biaya konsultasi, beban distribusi, dan ongkos produksi cetakan fisik menjadi kendala tersendiri di tengah kebijakan efisiensi pemerintah. Di saat yang sama, periode penerbitan setiap dua bulan sekali membuat Dandapala tertinggal dari dinamika zaman yang menuntut kecepatan dan ketepatan informasi.

Menjawab tantangan ini, Ditjen Badilum menggelar rapat tanggal 23 Desember 2024 untuk memperkenalkan Dandapala Digital, media internal yang berfokus pada platform berbasis web dengan siklus publikasi real time.

Baca Juga: Trial by Social Media: Keadilan Sejati Vs Trending Topic

Menurut berbagai riset, preferensi pembaca kini bergeser ke arah format digital yang lebih fleksibel dan interaktif. Berdasarkan kajian Reuters Institute pada tahun 2023, 85% masyarakat Indonesia lebih memilih mengakses berita melalui media digital dibandingkan versi cetak.

Statistik ini selaras dengan hasil survei di Saluran WhatsApp Ganis Badilum mengenai preferensi format Dandapala. Dari 739 responden, hanya 1,2% yang menghendaki agar Dandapala terbit reguler seperti biasa. Sejumlah 27,5% menyetujui terbitan reguler dengan pembahasan yang lebih in-depth, sedangkan 71,3% menginginkan Dandapala beralih sepenuhnya ke versi daring.


Peralihan dari versi cetak ke digital memiliki berbagai benefit bagi kelangsungan media. Data statistik menunjukkan majalah daring mampu meningkatkan jangkauan pembaca sejumlah 14%.

Dari sisi lingkungan, format digital mengurangi jejak karbon karena tidak menggunakan kertas maupun bahan bakar untuk proses distribusi. Selain itu, terbitan elektronik juga memudahkan analitik perilaku pembaca sebagai bahan evaluasi dan pengembangan konten, serta memiliki kemudahan pembaruan berita yang lebih aktual.

Dalam konteks digitalisasi Dandapala, model penerimaan teknologi (technology acceptance model) merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu penerimaan inovasi teknologi baru.

Menurut teori ini, adopsi inovasi sangat bergantung pada dua faktor utama, yakni perceived usefulness (manfaat yang dirasakan) dan perceived ease of use (kemudahan penggunaan). Perceived usefulness merujuk pada sejauh mana seseorang percaya suatu teknologi akan berdampak positif terhadap kinerjanya. Di sisi lain, perceived ease of us merupakan persepsi kemudahan penggunaan suatu penemuan baru. Semakin minim hambatan dalam pemanfaatan inovasi, maka akan semakin tinggi pula kepercayaan bahwa media tersebut akan memberi keuntungan bagi end user.

Model Penerimaan Teknologi


Sumber: Wikipedia

Jika merujuk hasil survei, 71,3% responden menginginkan agar Dandapala beralih sepenuhnya ke platform daring. Artinya, mayoritas pembaca telah merasakan manfaat nyata dari transformasi Dandapala Digital dalam format elektronik.

Untuk meningkatkan persepsi manfaat bagi konsumen, Dandapala Digital harus terus mengoptimalkan kualitas konten agar tetap relevan dengan topik aktual di dunia peradilan.

Misalnya menghadirkan artikel eksklusif mengenai tren terbaru di bidang peradilan dari sudut pandang pakar maupun praktisi hukum. Rubrik resensi yang menyajikan isu hukum secara ringan melalui ulasan film dan buku juga perlu kembali dihadirkan, sehingga menciptakan keseimbangan dengan konten Dandapala Digital yang mayoritas berisi berita berat (hard news).

Supaya interaksi dengan pembaca makin kuat, dapat ditambahkan pula kolom tanya jawab langsung mengenai isu internal, atau topik umum seputar kebijakan Ditjen Badilum. Dengan demikian, akan tercipta ruang diskursus yang produktif yang berkontribusi positif dalam peningkatan loyalitas pembaca.

Dari segi kemudahan penggunaan, sengat penting untuk memastikan navigasi antarmuka yang user-friendly, terutama bagi pembaca yang mengakses lewat perangkat mobile.

Per Januari 2023, proporsi penggunaan internet melalui mobile atau ponsel seluler di Indonesia mencapai angka 98,3%. Artinya, Dandapala Digital juga harus memperhatikan kenyamanan membaca dengan mengoptimalkan tampilan versi mobile.

Sebagai langkah mencegah kelelahan mata, dapat disediakan fitur mode gelap (dark mode) yang berfungsi mengurangi silau dan cahaya biru dari layar ponsel. Mode ini sangat populer dan telah digunakan oleh sekitar 81% pengguna ponsel pintar. Fitur audio teks juga akan sangat berguna bagi pembaca yang kesulitan menatap layar kecil, sekaligus memberi kemudahan akses ketika tengah melakukan kegiatan lain, seperti misalnya saat berkendara atau berolahraga.

Peningkatan persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan akan mempengaruhi attitude towards using (sikap terhadap penggunaan), yakni sikap positif pengguna terhadap suatu inovasi.

Baca Juga: Keadilan di Era Digital Nurani di Tengah Kemajuan Teknologi

Semakin positif persepsi pengguna terhadap Dandapala Digital, maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan terhadap portal tersebut. Respons ini kemudian berimpak langsung terhadap behavioral intention to use (niat perilaku untuk menggunakan), yaitu keinginan pengguna untuk terus menggunakan platform Dandapala Digital secara reguler dan berkelanjutan.

Melalui transformasi konten serta aksesibilitas, semoga Dandapala Digital dapat terus menjadi pilihan utama sumber pemberitaan di lingkungan peradilan yang kredibel dan terkemuka. (LDR)

Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp Ganis Badilum MA RI: Ganis Badilum